Perusahaan pemasok sistem anti rudal Israel, Sanmina, mengalami kebangkrutan dan "terpaksa" akan mem-PHK 400 karyawannya. Perusahaan yang selama ini menjadi tulang punggung berjalannya proyek 'Kubah Besi' itu juga memutuskan menghentikan operasinya pada Maret 2013 mendatang. Namun, rencana penutupan Sanmina itu dikhawatirkan akan membahayakan keamanan Israel.
Seperti dilansir Hidayatullah.com, Rabu (19/12), puluhan pekerja Sanmina yang menyebut pihaknya sebagai 'otak di balik Kubah Besi' melakukan demontrasi menolak keputusan pihak perusahaan. Mereka juga menggelar demonstrasi di depan Kementerian Pertahanan Israel sambil membawa beberapa poster bertuliskan,”Penutupan Sanmina ancam keamanan nasional”.
Salah seorang QC, Malka Har Nasher, memperingatkan bahaya dihentikannya proyek Kubah Besi.
”Kubah Besi sama dengan tentara, mereka juga harus melindungi kita. Sekarang mereka hendak menghentikan itu?” kata Nasher
Pihak kementerian Zionis menyatakan prihatin atas dipecatnya para karyawan Sanmina. Namun pihaknya tidak bisa melakukan intervensi karena industri itu berada di bawah menejemen perusahaan Amerika Serikat (AS).
Kementerian juga meredam kekhawatiran banyak pihak dengan mengatakan bahwa penutupan Sanmina tidak mempengaruhi 'Kubah Besi'. Pasalnya, Pemerintah Zionis Israel kini juga bekerja sama dengan Rafael, sedangkan Sanmina merupakan salah satu dari pemasok komponennya.
Sebelumnya, dalam delapan hari perang Nopember Israel – Gaza, sistem pertahanan ‘Kubah Besi’ terbukti tidak efektif menghentikan serangan roket-roket Hamas. Menurut surat kabar Yediot Ahronot, Iron Dome hanya mampu menjatuhkan 2 dari 84 roket Palestina.
Akhir Juni lalu, surat kabar Israel itu bahkan mengutip seorang pakar militer bahwa klaim Israel terkait keberhasilan sistem ‘Kubah Besi’ dalam menangkal roket-roket pejuang Palestina hanyalah tipuan negara Zionis itu. [IK/Rpb/bsb].
Sumber: BersamaDakwah.Com
Posting Komentar
Sebagai ungkapan silaturahim, berikan komentar Anda!