Home » » Hari Ini Kita Wukuf di "'Arafah"

Hari Ini Kita Wukuf di "'Arafah"

Oleh: A.A. Danie | 25 Okt 2012 | 18.42


“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah,
lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. 
Mereka itulah orang-orang yang fasik.” 
(Q.S. al-Hasyr:19).


Pada pagi ini—seiring dengan rekahan fajar—umat Islam sedunia dengan suka-cita yang berbalut ke-khusyu’-an, keluar dari rumah-rumah mereka, bergerak menuju ke masjid-masjid atau tanah lapang, menyambut seruan Ilahi... melaksanakan salat Idul Adha sebagai bentuk pengagungan kepada Allah, Rabbul ‘Âlamîn.

Nun, jauh di sana,  di negeri yang selalu diberkahi—Makkah al-Mukarramah—ribuan, bahkan jutaan, jamaah haji pun bergerak  memenuhi lembah wahyu yang suci itu dalam prosesi ibadah haji yang mereka lakukan, mengungkapkan sikap pengagungan yang sama kepada Allah, Zat Pencipta, Pengatur, dan Pemelihara jagad raya ini.

Kaum Muslimin/Muslimat...,

Itulah sebabnya bagi hari yang agung ini, dikenal beberapa nama. Hari yang mulia ini disebut Hari Raya Haji. Ia dinamai pula Hari Raya Penyembelihan (‘Îdul Adhâ) atau Hari Raya Kurban (‘Îdul Qurbân). Penamaan-penamaan itu tidaklah berdiri sendiri, tetapi memiliki kaitan yang erat satu sama lain dalam rajutan benang emas sejarah yang—sesungguhnya—keseluruhannya merupakan rekonstruksi perjalanan ruhani Nabi Ibrahim a.s.

Nabi Ibrahim a.s. adalah model seorang manusia yang memilih untuk berangkat menuju Allah. Firman Allah mengabadikan perkataan Bapak Para Nabi itu dalam Q.S. ash-Shâffât, ayat 99:

وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ (٩٩)

“Dan Ibrahim berkata: ’Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberikan  petunjuk kepadaku’”.

    Seperti halnya Ibrahim a.s., saudara-saudara kita—jamaah haji—tanpa mempedulikan usia dan kesehatan; tanpa menghiraukan keluarga dan kawan-kawan, meninggalkan tanah air mereka, berangkat menuju Rumah Tuhan, Baitullâh. Hasrat kerinduan mereka itu terlukis dalam untaian talbiyah yang mereka gemakan:

لَبَّيْكَ اللّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ....
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Segala puja dan anugerah, kepunyaan-Mu, begitu pula semua kerajaan. Tidak ada sekutu bagi-Mu.”

Talbiyah itu keluar dari jutaan mulut. Bergema di bukit-bukit yang tandus. Bergaung dalam kegersangan padang pasir, dan selanjutnya naik ke langit, bergabung dengan tasbih para malaikat pemikul Arasy.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
          Panggilan untuk kembali kepada Allah bukan hanya  ditujukan kepada para jamaah haji. Panggilan itu juga ditujukan  Allah kepada kita semua. Dia memanggil kita sejak dahulu hingga kini untuk kembali kepada-Nya. Dengarkanlah pertanyaan  Allah kepada kita, seperti yang terekam dalam Q.S. at-Takwîr, ayat 81:

فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ (٢٦)

“Maka ke manakah kamu akan pergi?”
Di dalam menyahuti pertanyaan Allah itu, betapa kita telah menjawabnya dengan jawaban yang tidak jelas. Tidak tahu, ke mana kita sedang pergi. Apa tujuan kita dalam hidup ini: mengejar karier, kekayaan, kedudukan, kemasyhuran, atau hanya sekadar meng-habiskan usia; atau—mungkin—secara buta, hanya mengikuti arus zaman dan keadaan.

Marilah kita menyimak kembali seruan Allah:

وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٥)


“...dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (Q.S. Luqmân:15).

                Maka, sesuai dengan penamaan bagi ibadah yang disyariatkan kepada kita—atau yang sedang  kita laksanakan—ini, yakni ibadah qurbân, mari kita mendekat kepada Allah. Arahkanlah perahu kehidupan kita menuju kepada-Nya. Persis seperti jamaah haji, kita harus memilih untuk kembali kepada Allah secara sukarela, sebelum kita kembali kepada-Nya secara terpaksa.
           Seperti halnya jamaah haji yang wukuf di ‘Arafah, kita harus berhenti (wukuf) lebih dahulu di hadapan Allah. Kita harus memulai perjalanan kembali kepada-Nya dari ’Arafah diri kita. “’Arafah” artinya pengenalan.  “’Arafah” maknanya pengakuan. Pada saat ini, mari kita mengakui segala dosa yang kita lakukan. Merintihlah di hadapan Allah, Saudaraku. Akuilah bahwa selama ini kita telah melupakan Tuhan sehingga kita pun lupa kepada diri kita sendiri, padahal Dia telah memperingatkan kita:  
وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (١٩)

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Q.S. al-Hasyr:19).

Mari kita katakan secara terus terang di hadapan keagungan-Nya bahwa sudah lama hidup kita arahkan bukan kepada Allah. Kita sudah cukup diombang-ambingkan oleh badai kehidupan yang membuat kita berlayar tanpa tujuan.
           Di hadapan kemahabesaran Allah, pada hari ini, mari kita mengakui bahwa selama ini kita menjadi pengembara yang tersesat di gurun sahara “dunia” yang fana. Berulang kali kita mengejar apa yang kita sangka sebagai tujuan hidup kita, tetapi ternyata ia hanya suatu pemandangan (fatamorgana) yang menipu kita. Marilah kita berhenti sejenak; kita wukuf di hadapan Allah....
“Tuhan, betapa aku sudah jauh meninggalkan-Mu hanya untuk menumpuk kegagalan. Bimbinglah aku untuk berangkat menuju kepada keridaan-Mu. Bantulah aku untuk menundukkan kehendakku pada kehendak-Mu. Kuatkan anggota badanku. Segarkan jiwaku dengan siraman cinta-Mu....”

   جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلفَائِزِيْنَ ْالآمِنِيْنَ اْلغَانِمِيْنَ اْلمَقْبُوْلِيْنَ، وَأَدْخَلنَاَ وَإِيَّاُكمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِِِيْنَ، وَقُلْ رَبِ اْغفِرْ وَاْرحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحمِيِْنَ.
(Agustan Ahmad Danie)

Yuk, Bagikan!

Posting Komentar

Sebagai ungkapan silaturahim, berikan komentar Anda!

 
Copyright © 2014. Qalamedia Online - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger